Oleh : Ust. Anwar Arif, S.Pd, M.Pd (Ketua Ikadi Jogja)
Kekuatan
apa lagi yang akan bisa menyaingi jika manusia telah menemukan Tuhannya?
Kekuatan ini dapat menyingkirkan ila-ilah yang bertengger dalam pikiran
manusia, dalam jiwanya. Tidak hanya itu, semua kekuatan, harta kekayaan,
pangkat dan status, serta semua urusan dunia tidak banyak artinya di kala Allah
telah menyatu dalam jiwa.
Inilah
kunci dari segalanya. Mereka yang sudah merapatkan dirinya pada sandaran Sang
Maha Kuasa, akan menghadapi kehidupan dengan serba mudah. Kesulitan yang ada
bahkan dianggapnya sebagai kesyukuran. Karena dengan kesulitan itu akan
mengurangi beban dosa dan kesalahannya. Kesulitan dan kesusahan hidup bukan
dianggap sebagai musibah yang dapat menyeretnya kepada kekufuran, tapi justru
sebagai cubitan peringatan agar kontrol komunikasinya dengan Tuhan tetap
berjalan, tetap seimbang.
Inilah
bentuk kecintaan dari Yang Maha Hakiki kepada hamban-Nya. Demonstrasi kecintaan
itu diwujudkan dalam berbagai tindakan-Nya yang terkesan menyengsarakan dan menyulitkan
si hamba. Padahal itulah cara yang paling baik dan pas untuk manusia. Musibah
dan penderitaan-penderitaan digelar-Nya, yang bagi kebanyakan manusia lebih
mudah mengantar kepada kesadaran dan keinsyafan.