dakwatuna.com – “Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa.” (QS 49:13).
Kombinasi proses pembiasan dan pemantulan cahaya matahari oleh
butir-butir air hujan menghasilkan pelangi yang indah melengkung di langit.
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu adalah warna lengkapnya yang
mengungkapkan hakikat warna cahaya matahari. Keragaman warnanya hanya
ditampakkan untuk menunjukkan keindahan. Hijaunya daun, merahnya mawar,
kuningnya emas, putihnya melati, serta birunya langit dan laut tampak karena
sifat pantulan, serapan, atau hamburan warna cahaya matahari oleh masing-masing
zat tersebut.
Dari segi spektrum energinya, komponen cahaya matahari yang paling
kuat adalah cahaya kuning. Tetapi hal itu tidak menjadikan seluruh alam jadi
tampak kuning. Masing-masing komponen warna punya perannya masing-masing untuk
menunjukkan keindahan alam raya. Ketika bersatu dalam satu berkas cahaya, kita
tidak mengenali bahwa cahaya matahari sesungguhnya terdiri dari banyak komponen.
Semuanya tampak menyatu. Pelangi menunjukkan keberagaman komponen cahaya
matahari dalam keharmonisan dan keindahan.
Pelangi dan cahaya matahari adalah suatu pelajaran tentang
persatuan yang hakiki. Karakteristik masing-masing komponen tidak harus ditonjolkan,
dihilangkan, atau diseragamkan, karena keanekaragaman adalah suatu kekayaan.
Masing-masing komponen punya peran dan keunggulan tersendiri. Kekuatan
mayoritas pun tidak boleh memaksakan atau mendominasi.
Allah menciptakan manusia berkelompok-kelompok (QS 49:13). Dengan
kekhasannya masing-masing, anggota kelompok bisa saling mengenal lebih dekat
karena kemiripan tradisi, visi, dan misi mereka. Masing-masing kelompok punya
karakteristik yang tidak harus dibaurkan atau diseragamkan demi persatuan.
Berbangsa-bangsa dan berkelompok-berkelompok itu agar saling mengenal dalam
kelompok kecil tersebut, demikian firman-Nya. Bukan untuk berpecah dengan
kelompok lain. Bukan untuk membanggakan kelompoknya atau merendahkan lainnya.
Bersuku-suku, berpartai-partai, atau berkelompok-kelompok adalah
sunatullah. Biarlah ada suku A, B, atau C. Biarlah ada partai K, L, atau M.
Biarlah ada ormas X, Y, atau Z. Keanekaragamannya seindah pelangi. Tetapi
ketika dipersatukan dalam memperjuangkan tegaknya agama Allah, semua menyatu
seperti seberkas cahaya matahari yang cemerlang.
Tidak ada suku, partai, atau kelompok yang merasa paling unggul,
paling kokoh, paling banyak pendukungnya, paling reformis, atau paling baik
dengan merendahkan lainnya. Kelompok yang direndahkan bisa jadi lebih baik (QS
49:11). Sesungguhnya keunggulan hakiki hanyalah Allah yang paling tahu dari
kadar ketaqwaannya (QS 49:13).
Persatuan adalah perwujudan keharmonisan masing-masing komponen
yang menerima perbedaan sebagai suatu kekayaan yang memperindah kehidupan.
Menyeragamkan sering menghasilkan persatuan yang semu. Ibarat pelangi,
perbedaan warna muncul hanya untuk menunjukkan keindahan, bukan untuk bercerai
berai.